ADALAH hal yang sangat naif, ketika seorang anak menjadi bodoh, nakal, pemberang, atau bermasalah, lalu orang tua menyalahkan guru, pergaulan di sekolah, dan lingkungan yang tidak beres. Tiga faktor itu hanya berperan dalam proses perkembangan anak, sedangkan bakat anak itu menjadi bodoh, nakal, atau pemberang justru terletak dari bagaimana orang tua memberikan awal kehidupan si anak tersebut. Bukan hal aneh bahwa seorang anak dapat dididik dan dirangsang kecerdasannya sejak masih dalam kandungan. Malah, sejak masih janin, orang tua dapat melihat perkembangan kecerdasan anaknya. Untuk bisa seperti itu, orang tua harus memperhatikan beberapa aspek, antara lain terpenuhinya kebutuhan biomedis, kasih sayang, dan stimulasi.
Bicara tentang kecerdasan, tentu saja tidak bisa lepas dari masalah kualitas otak, sedangkan kualitas otak itu dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Secara prinsip, perkembangan positif kecerdasan sejak dalam kandungan itu bisa terjadi dengan memperhatikan banyak hal. Pertama, kebutuhan-kebutuhan biologis (fisik) berupa nutrisi bagi ibu hamil harus benar-benar terpenuhi. Seorang ibu hamil, gizinya harus cukup. Artinya, asupan protein, karbohidrat, dan mineralnya terpenuhi dengan baik. Selain itu, seorang ibu hamil tidak menderita penyakit yang akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak dalam kandungannya. Kebutuhan nutrisi itu sendiri, sebenarnya bukan hanya ketika ibu mengandung, melainkan ketika ia siap untuk mengandung pun sudah harus memperhatikan gizi, makanan, dan komposisi nutrisinya harus lengkap, sehingga ketika ia hamil, dari segi fisik sudah siap dan proses kehamilan akan berlangsung optimal secara nutrisi. Tapi, memang di Indonesia atau di negara-negara berkembang pada umumnya boleh dikatakan sangat jarang ada keluarga yang mempersiapkan kehamilan. Malah, kerap kehamilan dianggap sebagai suatu yang mengejutkan. Berbeda dengan yang terjadi di negara-negara maju. Inilah yang cenderung menjadi penyebab awal mengapa anakanak yang lahir kemudian tidak berkualitas, karena orang tua seakan tidak siap dalam segala hal untuk memelihara anaknya.
Faktor kedua adalah kebutuhan kasih sayang. Seorang ibu harus menerima kehamilan itu, dalam arti kehamilan yang benar-benar dikehendaki. Tanpa kasih sayang, tumbuh kembangnya bayi tidak akan optimal. "Si ibu hamil harus siap dan dapat menerima risiko dari kehamilannya," kata mantan Sekretaris Jenderal Ikatan Dokter Anak Indonesia itu. "Risiko itu, misalnya, seorang wanita karier yang hamil, merasa terbebani dan khawatir akan mengganggu pekerjaannya. Ia sebenarnya ingin hamil, tapi juga merasa terganggu dengan kehamilannya itu. Kondisi seperti ini tidak kondusif untuk merangsang perkembangan bayi dalam kandungannya," tambahnya. Selain itu, menurut Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini, ada factor psikologis yang memengaruhi perkembangan kecerdasan bayi, yaitu apakah si ibu hamil menikah secara resmi atau kawin lari. Pernikahannya direstui atau tidak, dan apakah ada komitmen antara istri dan suami. Tanpa komitmen di antara keduanya, kehamilan itu bisa dianggap mengganggu. Juga harus ada support (dukungan). Tanpa support, walaupun ada komitmen dari suami dan orang tua dapat mengurangi perkembangan dan rangsangan kecerdasan bayi dalam kandungan. "Jadi, variabel kasih sayang tadi adalah komitmen dengan suami, serta

support dari orang tua dan keluarga, sehingga seorang ibu dapat menerima kehamilannya dengan hati tenteram," Faktor ketiga adalah adanya perhatian penuh dari si ibu hamil terhadap kandungannya. Ia dapat memberikan rangsangan dan sentuhan secara sengaja kepada bayi dalam kandungannya. Karena secara emosional akan terjadi kontak. Jika ibunya gembira dan senang, dalam darahnya akan melepaskan neo transmitter zat-zat rasa senang, sehingga bayi dalam kandungannya juga akan merasa senang. Sebaliknya, bila si ibu selalu merasa tertekan, terbebani, gelisah, dan stres, ia akan melepaskan zat-zat dalam darahnya yang mengandung rasa tidak nyaman tersebut, sehingga secara tidak sadar bayi akan terstimuli juga ikut gelisah. "Yang paling baik adalah stimuli berupa suara-suara, elusan, dan nyanyian yang disukai si ibu. Hal ini akan merangsang bayi untuk ikut senang. Berbeda jika si ibu melakukan hal-hal yang tidak disukainya, karena itu sama saja memberikan rangsangan negatif pada bayi". Tapi, stimuli itu sendiri lebih efektif bila kehamilan sudah menginjak usia di atas enam bulan. Sebab, pada usia tersebut jaringan struktur otak pada bayi sudah mulai bias berfungsi.
Untuk mendapatkan kondisi-kondisi itulah, seorang ibu hamil harus tetap menjaga nutrisi yang didapat dari makanan sehari-hari. Bahkan, perlu diimunisasi, misalnya dengan suntik TT. Lakukan juga konsultasi rutin dengan dokter secara berkala. Mulamula sekali sebulan, dan pada bulan terakhir menjelang kelahiran (partus), diperketat menjadi tiga minggu sekali, lalu dua minggu sekali, dan bahkan mendekati partus menjadi setiap minggu. Juga disarankan untuk tidak meminum obat-obatan yang katanya bisa merangsang perkembangan dan kecerdasan otak bayi. Obat-obatan semacam itu hanya omong kosong. "Pemberian obat semacam itu percuma saja, dan tidak berpengaruh apa-apa," katanya. "Yang penting, ciptakan saja lingkungan mendidik, yaitu tiga faktor tadi. Sementara itu, psikolog anak lainnya juga mengungkapkan pendapat yang sama. Stimulasi positif, menurutnya, memang dapat meningkatkan kecerdasan anak sejak dalam kandungan. Dari stimulasi ini, diharapkan ketika anak tumbuh, bukan hanya menjadi cerdas, melainkan dapat bersosialisasi dengan lingkungannya. "Stimulasi menimbulkan kedekatan antara ibu dan anak. Bahkan, lanjut Surastuti, bayi masih dalam kandungan bisa distimuli dengan diperdengarkan musik klasik, diajak berbicara, dan diberikan elusan penuh kasih sayang. Orang tua juga harus siap dan berusaha mengajarkan cara anaknya bersosialisasi dengan dunia luar ketika ia masih di dalam rahim.
Tapi, mengapa musik klasik? Pendapat semacam ini memang terus menjadi topic bahasan. Musikus hebat seperti Adhi MS, pimpinan Twilite Orchestra, juga meyakini musik klasik dapat merangsang kecerdasan bayi sejak dalam kandungan. Bahkan, untuk jenis musik yang 'merangsang bayi' ini sudah banyak dijual di toko-toko kaset tertentu. Tapi, untuk lebih tuntasnya kupasan mengenai hal itu, coba kita simak penuturan Psikologi lainnya: Musik klasik, katanya, memiliki berbagai macam harmoni yang terdiri dari nada-nada. Nada-nada inilah yang memberikan stimulasi berupa gelombang alfa. Gelombang ini memberikan ketenangan, kenyamanan, dan ketenteraman, sehingga anak dapat lebih
berkonsentrasi. "Menurut beberapa penelitian, musik klasik memang termasuk metode yang tepat. Anak menjadi siap menerima sesuatu yang baru dari lingkungannya," ujar pengasuh rubric konsultasi di Klinik Anakku ini. Tapi, jangan coba-coba memperdengarkan musik-musik keras kepada bayi dalam kandungan. Konon, justru menyebabkan timbulnya kebingungan pada si jabang bayi!


Kabupaten Tasikmalaya

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Kabupaten Tasikmalaya
Tasikmalaya Regency Seal.png
Lambang Kabupaten Tasikmalaya
Sebuah gambar diambil dari Kecamatan 
Cibalong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Memperlihatkan daerah 
perbukitan Kabupaten Tasikmalaya.
Sebuah gambar diambil dari Kecamatan Cibalong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Memperlihatkan daerah perbukitan Kabupaten Tasikmalaya.

Locator kabupaten tasikmalaya.png
Peta lokasi Kabupaten Tasikmalaya
Koordinat : 107°56'-108°8' BT, 7°10'-7°49' LS
Motto '
Semboyan 'Sukapura ngadaun ngora'
Slogan pariwisata '
Julukan Munich van Java, Mutiara dari Timur
Demonim '
Provinsi Jawa Barat
Ibu kota Singaparna
Luas 2.563,35 km²
Penduduk
 · Jumlah 1.645.971 (2005)
 · Kepadatan 642 jiwa/km²
Pembagian administratif
 · Kecamatan 39
 · Desa/kelurahan 348
Dasar hukum
Tanggal
Hari jadi 21 Agustus
Bupati Tatang Farhanul Hakim
Kode area telepon 0265
APBD
DAU Rp 718.561,00 (2007)
Suku bangsa Sunda
Bahasa
Agama
Flora resmi
Fauna resmi
Zona waktu
Bandar udara

Situs web resmi: http://www.tasikmalayakab.go.id/
Kabupaten Tasikmalaya, (bahasa Inggris: Tasikmalaya Regency) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Indonesia. Terletak di tenggara daerah Priangan, Kabupaten Tasikmalaya sejauh ini dinilai sebagai kabupaten paling besar dan berperan penting di wilayah Priangan Timur. Sebagian besar wilayah Kabupaten ini merupakan daerah hijau, terutama pertanian dan kehutanan, sementara petani menetap sebagai mayoritas penduduk.[1] Kabupaten Tasikmalaya terkenal akan produksi Kerajinannya, Salak,[2] sementara Nasi Tutug Oncom adalah makanan terkenal dari Kabupaten ini. Kabupaten Tasikmalaya juga dikenal sebagai pusat keagamaan besar di Jawa Barat, yang memiliki lebih dari 800 pesantren tersebar di penjuru wilayah Kabupaten.[3]

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Sejarah

[sunting] Toponimi


Perbukitan Sepuluh Ribu, tumpukan perbukitan dari letusan Gunung Galunggung
Pada awalnya, nama yang menjadi cikal-bakal Tasikmalaya terdapat di daerah Sukapura. Sukapura dahulunya bernama Tawang atau Galunggung, sering juga disebut Tawang-Galunggung. Tawang berarti sawah atau tempat yang luas terbuka. Penyebutan Tasikmalaya menuncul setelah Gunung Galunggung meletus sehingga wilayah Sukapura berubah menjadi Tasik (danau, laut) dan malaya dari (ma)layah yang bermakna ngalayah (bertebaran) atau deretan pegunungan di pantai Malabar (India). Tasikmalaya mengandung arti keusik ngalayah, bermakna banyak pasir di mana-mana.[4]

[sunting] Asal muasal


Sebuah foto tahun 1920-1935, menunjukan panorama Kabupaten Tasikmalaya - Neglasari, Kecamatan Salawu.
Dimulai pada abad ke VII sampai abad ke XII di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Kabupaten Tasikmalaya, diketahui adanya suatu bentuk Pemerintahan Kebataraan dengan pusat pemerintahannya di sekitar Galunggung, dengan kekuasaan mengabisheka raja-raja (dari Kerajaan Galuh) atau dengan kata lain raja baru dianggap syah bila mendapat persetujuan Batara yang bertahta di Galunggung. Batara atau sesepuh yang memerintah pada masa abad tersebut adalah sang Batara Semplakwaja, Batara Kuncung Putih, Batara Kawindu, Batara Wastuhayu, dan Batari Hyang yang pada masa pemerintahannya mengalami perubahan bentuk dari kebataraan menjadi kerajaan.[5]

Sebuah jalan menuju Kabupaten Tasikmalaya, sementara Gunung Galunggung terlihat di kejauhan - 1920-1940.
Kerajaan ini bernama Kerajaan Galunggung yang berdiri pada tanggal 13 Bhadrapada 1033 Saka atau 21 Agustus 1111 dengan penguasa pertamanya yaitu Batari Hyang, berdasarkan Prasasti Geger Hanjuang yang ditemukan di bukit Geger Hanjuang, Desa Linggawangi, Kecamatan Leuwisari, Tasikmalaya. Dari Sang Batari inilah mengemuka ajarannya yang dikenal sebagai Sang Hyang Siksakanda ng Karesian. Ajarannya ini masih dijadikan ajaran resmi pada jaman Prabu Siliwangi (1482-1521 M) yang bertahta di Pakuan Pajajaran. Kerajaan Galunggung ini bertahan sampai 6 raja berikutnya yang masih keturunan Batari Hyang.[5]

[sunting] Periode moderen

Periode selanjutnya adalah periode pemerintahan di Sukakerta dengan Ibukota di Dayeuh Tengah (sekarang termasuk dalam Kecamatan Salopa, Tasikmalaya), yang merupakan salah satu daerah bawahan dari Kerajaan Pajajaran. Penguasa pertama adalah Sri Gading Anteg yang masa hidupnya sejaman dengan Prabu Siliwangi. Dalem Sukakerta sebagai penerus tahta diperkirakan sejaman dengan Prabu Surawisesa (1521-1535 M) Raja Pajajaran yang menggantikan Prabu Siliwangi.[5]
Pada masa pemerintahan Prabu Surawisesa kedudukan Pajajaran sudah mulai terdesak oleh gerakan kerajaan Islam yang dipelopori oleh Cirebon dan Demak. Sunan Gunung Jati sejak tahun 1528 berkeliling ke seluruh wilayah tanah Sunda untuk mengajarkan Agama Islam. Ketika Pajajaran mulai lemah, daerah-daerah kekuasaannya terutama yang terletak di bagian timur berusaha melepaskan diri. Mungkin sekali Dalem Sukakerta atau Dalem Sentawoan sudah menjadi penguasa Sukakerta yang merdeka, lepas dari Pajajaran. Tidak mustahil pula kedua penguasa itu sudah masuk Islam.[5]
Periode selanjutnya adalah pemerintahan di Sukapura yang didahului oleh masa pergolakan di wilayah Priangan yang berlangsung lebih kurang 10 tahun. Munculnya pergolakan ini sebagai akibat persaingan tiga kekuatan besar di Pulau Jawa pada awal abad XVII Masehi: Mataram, banten, dan VOC yang berkedudukan di Batavia. Wirawangsa sebagai penguasa Sukakerta kemudian diangkat menjadi Bupati daerah Sukapura, dengan gelar Wiradadaha I, sebagai hadiah dari Sultan Agung Mataram atas jasa-jasanya membasmi pemberontakan Dipati Ukur. Ibukota negeri yang awalnya di Dayeuh Tengah, kemudian dipindah ke Leuwiloa Sukaraja dan “negara” disebut “Sukapura”.[5]

Raden Tumenggung Wirahadiningrat, regent Manonjya (masa jabatan 1875-1901), berpakaian buru
Pada masa pemerintahan R.T. Surialaga (1813-1814) ibukota Kabupaten Sukapura dipindahkan ke Tasikmalaya. Kemudian pada masa pemerintahan Wiradadaha VIII ibukota dipindahkan ke Manonjaya (1832). Perpindahan ibukota ini dengan alasan untuk memperkuat benteng-benteng pertahanan Belanda dalam menghadapi Diponegoro. Pada tanggal 1 Oktober 1901 ibukota Sukapura dipindahkan kembali ke Tasikmalaya. Latar belakang pemindahan ini cenderung berrdasarkan alasan ekonomis bagi kepentingan Belanda. Pada waktu itu daerah Galunggung yang subur menjadi penghasil kopi dan nila. Sebelum diekspor melalui Batavia terlebih dahulu dikumpulkan di suatu tempat, biasanya di ibukota daerah. Letak Manonjaya kurang memenuhi untuk dijadikan tempat pengumpulan hasil-hasil perkebunan yang ada di Galunggung.[5]
Nama Kabupaten Sukapura pada tahun 1913 diganti namanya menjadi Kabupaten Tasikmalaya dengan R.A.A Wiratanuningrat (1908-1937) sebagai Bupatinya.[5]
Tanggal 21 Agustus 1111 Masehi dijadikan Hari Jadi Tasikmalaya berdasarkan Prasasti Geger Hanjuang yang dibuat sebagai tanda upacara pentasbihan atau penobatan Batari Hyang sebagai Penguasa di Galunggung.[5]

[sunting] Sejarah pemerintahan Bupati (1641 to 1937)

  • 1641-1674 : Raden Ngabehi Wirawangsa (Raden Tumenggung Wiradadaha I)
  • 1674  : Raden Jayamanggala (Raden Tumenggung Wiradadaha II)
  • 1674-1723 : Raden Anggadipa I (Raden Tumenggung Wiradadaha III)
  • 1723-1745 : Raden Subamanggala (Raden Tumenggung Wiradadaha IV)
  • 1745-1747 : Raden Secapati (Raden Tumenggung Wiradadaha V)
  • 1747-1765 : Raden Jaya Anggadireja (Raden Tumenggung Wiradadaha VI)
  • 1765-1807 : Raden Djayamanggala II (Raden Tumenggung Wiradadaha VII)
  • 1807-1837 : Raden Anggadipa II (Raden Tumenggung Wiradadaha VIII)
  • 1837-1844 : Raden Tumenggung Danudiningrat
  • 1844-1855 : Raden Tumenggung Wiratanubaya
  • 1855-1875 : Raden Tumenggung Wiraadegdana
  • 1875-1901 : Raden Tumenggung Wirahadiningrat
  • 1901-1908 : Raden Tumenggung Prawirahadingrat
  • 1908-1937 : Raden Tumenggung Wiratanuningrat

[sunting] Pemerintahan


Kediaman bupati Tasikmalaya (1925-1933)
Kabupaten Tasikmalaya terdiri atas 39 kecamatan (bahasa Sunda: Kacamatan), yang dibagi lagi atas 351[6] desa dan kelurahan. Kota Tasikmalaya sempat menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Tasikmalaya, tetapi kini menjadi kota otonom sejak 21 Juni 2001. Sejak itu, secara bertahap pusat pemerintahan kabupaten ini dipindahkan ke Kecamatan Singaparna.
Kecamatan-kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya[7]
  1. Kadipaten
  2. Pagerageung
  3. Ciawi
  4. Sukaresik
  5. Jamanis
  6. Sukahening
  7. Rajapolah
  8. Cisayong
  9. Cigalontang
  10. Sariwangi
  11. Leuwisari
  12. Padakembang
  13. Sukaratu
  14. Singaparna
  15. Salawu
  16. Mangunreja
  17. Sukarame
  18. Manonjaya
  19. Cineam
Peta penyebaran kecamatan di Kabupaten 
Tasikmalaya
  1. Taraju
  2. Puspahiang
  3. Tanjungjaya
  4. Sukaraja
  5. Gunungtanjung
  6. Karangjaya
  7. Bojonggambir
  8. Sodonghilir
  9. Parungponteng
  10. Jatiwaras
  11. Salopa
  12. Culamega
  13. Bantarkalong
  14. Bojongasih
  15. Cibalong
  16. Cikatomas
  17. Cipatujah
  18. Karangnunggal
  19. Cikalong
  20. Pancatengah

[sunting] Geografi


Perbukitan Kabupaten Tasikmalaya. Gambar diambil dari Kecamatan Sodong Hilir, Kabupaten Tasikmalaya
Sebagian besar wilayah Kabupaten Tasikmalaya merupakan daerah perbukitan, khususnya di daerah timur Kabupaten. Beberapa berupa pegunungan, seperti yang terlihat di bagian barat laut dimana pegunungan Galunggung berada. Hanya 13.05% bagian dari Kabupaten yang terletak di dataran rendah dengan ketinggian dari nol hingga 200 meter. Sementara ketinggian rata-rata dari Kabupaten ini adalah 200 hingga 500 meter.[8] Sisanya menjulang hingga ketinggian puncak Gunung Galunggung 2,168 meter. [9]

Peta memperlihatkan letak Kabupaten Tasikmalaya di Jawa Barat
Kabupaten ini dilalui oleh rantai gunung berapi di Pulau Jawa, di mana daerah ini secara alami memiliki tanah yang kaya dan subur, dan memberikan kelimpahan sumber daya air. Kabupaten Tasikmalaya juga berada rendah di rongga lereng gunung, yang memasok tangkapan curah hujan dan kawasan resapan air lebih banyak. Kelebihan tersebut didukung oleh iklim tropis hutan hujan di mana Kabupaten Tasikmalaya mendapatkan hujan deras.

[sunting] Iklim

Seperti halnya Kabupaten-kabupaten lain di Priangan, Tasikmalaya mengalami iklim tropis hutan hujan.[10] Kabupaten ini menerima curah hujan tahunan rata-rata 2,072 mm.[11] Meskipun mendapatkan hujan deras[10], Kabupaten ini memiliki temperatur yang sedang. Suhu rata-rata harian Kabupaten Tasikmalaya bervariasi, berkisar antara 20 ° sampai 34 ° C di daerah dataran rendah dan 18 ° sampai 22 ° C di daerah dataran tinggi.[11]

[sunting] Letak

Kabupaten Tasikmalaya meliputi area seluas 2,563.35 km persegi.[8] Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Garut dari sebelah timur, dibatasi oleh dataran tinggi Pegunungan Galunggung, sepanjang barat daya hingga barat laut. Jauh ke utara, Kabupaten Tasikmalaya berbatasan dengan Kabupaten Majalengka dan berlanjut hingga ke tenggara berbatasan dengan Kabupaten Ciamis. Selain itu, Kabupaten berbagi sedikit daerahnya dengan Kota Tasikmalaya, yang terletak di perbatasan timur laut. Sementara di selatan, Kabupaten Tasikmalaya dibatasi oleh Samudera Hindia. Kabupaten Tasikmalaya memiliki bentangan terjauh dari utara ke selatan sekitar 75 Km, dan sekitar 56,25 Km dari timur ke barat.[12]

[sunting] Pendidikan

Kabupaten Tasikmalaya memiliki sejumlah perguruan tinggi, di antaranya Universitas Siliwangi, Institut Agama Islam Cipasung (IAIC) Singaparna dan Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah (IAILM) Suryalaya. Selain itu, Tasikmalaya dikenal memiliki sejumlah pondok pesantren yang tersebar hampir di seluruh wilayah kabupaten.

[sunting] Perekonomian

Perekonomian Tasikmalaya umumnya bertumpu pada sektor pertanian, peternakan, dan perikanan, selain juga bertumpu pada sektor pertambangan seperti pasir Galunggung yang memiliki kualitas cukup baik bagi bahan bangunan, industri, dan perdagangan.
Tasikmalaya, terutama pada era sebelum 1980-an, dikenal sebagai basis perekonomian rakyat dan usaha kecil menengah seperti kerajinan dari bambu, batik, dan payung kertas. Selain itu, kota ini pun dikenal sebagai kota kredit akibat banyaknya pedagang dan perantau dari wilayah ini yang berprofesi sebagai pedagang yang menggunakan sistem kredit. Komoditas kreditan umumnya adalah barang-barang kelontong dan kebutuhan rumah tangga. Namun, sangat disayangkan, seiring dengan kebijakan investasi besar-besaran di era 1990-an, potensi ekonomi rakyat di daerah ini cenderung terpinggirkan, bahkan tidak diperhatikan.

[sunting] Pariwisata

[sunting] Kampung Naga


Kampung Naga
Kampung Naga terletak sekitar 90 km dari Bandung. Masyarakat yang tinggal di daerah ini mempunyai tradisi lama yang tetap dipertahankan. Keunikan kampung ini adalah bangunan-bangunan rumah yang dibuat seragam, mulai dari bahan bangunan sampai pada potongan bangunan dan arah menghadapnya. Selengkapnya mengenai Kampung Naga dapat dilihat di halaman Kampung Naga

[sunting] Kerajinan

Daerah Rajapolah amat terkenal dengan kerajinan anyaman. Di sini banyak dihasilkan tikar, anyaman dari bambu, perabotan rumah tangga, dan sebagainya. Industri kecil lainnya yang amat menarik: Bordir di Kawalu, Payung Tasik, Kelom Geulis (kelomgeulis.com)dan Batik Tulis. Lingkungan industri kecil yang sedang pesat berkembang ialah Desa Setiamulya, yang menghasilkan industri bordir, kelom geulis, sepatu kulit, meubel, anyaman mendong, dan topi.

[sunting] Gunung Galunggung


Ledakan dahsyat Galunggung, 1982

Kabut volkano Galunggung, 1982
Letusan Gunung Galunggung terakhir, yang terjadi pada tanggal 5 April 1982, memberikan keuntungan di satu sisi. Sisa-sisa letusan itu sekarang berubah menjadi obyek wisata yang indah mempesona, membentuk danau kawah dan sumber air panas.

[sunting] Pantai Cipatujah

Pantai dengan keindahan alam laut, berpasir putih. Terletak di Kecamatan Cipatujah, sekitar 74 km dari kota Tasikmalaya. Rekreasi bisa dilakukan di muara sungai Cipatujah, mempergunakan perahu, memancing, serta bisa berbelanja berbagai macam buah pisang.

[sunting] Pantai Sindangkerta

Keistimewaan Pantai Sindangkerta, adalah taman laut yang disebut Taman Lengsar. Bisa digunakan sebagai tempat berenang. Jika air laut surut, maka di taman seluas 20 hektar itu, akan dijumpai karang laut, ikan hias, dan suaka alam satwa penyu hijau yang sudah langka kita temukan.

[sunting] Pantai Karang Tawulan

Jarak dari kota Tasikmalaya 100 km, terletak di kecamatan Cikalong. Sebuah pantai berkarang dan landai, memiliki panorama laut yang mempesona. Agak ke timur, terdapat pulau kecil Nusa Manuk. Pada waktu-waktu tertentu, Nusa Manuk dihuni oleh berbagai macam jenis burung

[sunting] Rujukan

  1. ^ "Penduduk dan Tenaga Kerja - Jawa Barat" (PDF). Pemerintah Jawa Barat. 25 Februari 2011. pp. 88. http://www.jabarprov.go.id/root/dalamangka/DDA2009penduduk3.pdf. Diakses pada 6 Januari 2011. 
  2. ^ "Pertanian - Jawa Barat" (PDF). Pemerintah Jawa Barat. 25 Februari 2011. pp. 330. http://www.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/www.jabarprov.go.id/root/dalamangka/DDA2009pertanian5.pdf. Diakses pada 6 Januari 2011. 
  3. ^ Christomy 1959, p. 22.
  4. ^ "Toponimi Jawa Barat" (dalam bahasa Indonesian) (PDF). Pemerintah Jawa Barat. pp. 110. http://file.upi.edu/Direktori/C%20-%20FPBS/JUR.%20PEND.%20BAHASA%20DAERAH/196302101987031%20-%20YAYAT%20SUDARYAT/TOPONIMI%20JABAR%20(Ok)/4.%20Toponimi%20Historis.pdf. Diakses pada 6 Januari 2011. 
  5. ^ a b c d e f g h "Sejarah Singkat Kabupaten Tasikmalaya". Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya. http://www.tasikmalayakab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=46&Itemid=53. Diakses pada 6 Januari 2011. 
  6. ^ "Pemerintahan - Jawa Barat" (PDF). Pemerintah Jawa Barat. 25 Februari 2011. pp. 39. http://www.jabarprov.go.id/root/dalamangka/DDA2009pemerintahan2.pdf. Diakses pada 6 Januari 2011. 
  7. ^ "Kabupaten Tasikmalaya" (PDF). Badan Pusat Statistik Jawa Barat. 25 Februari 2011. pp. 19. http://www.jabar.bps.go.id/Download_files/Kab_Tasikmalaya.pdf. Diakses pada 6 Januari 2011. 
  8. ^ a b "Selayang Pandang Kabupaten Tasikmalaya". Pemerintah Jawa Barat. http://www.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/kabupaten_slashkota/profil_kabupaten_slashkota/detailprofil/17. Diakses pada 6 Januari 2011. 
  9. ^ "Kondisi Geografis - Jawa Barat" (PDF). Pemerintah Jawa Barat. 25 Februari 2011. pp. 14. http://www.jabarprov.go.id/root/dalamangka/DDA2009geografis.pdf. Diakses pada 6 Januari 2011. 
  10. ^ a b "Updated world map of the Koppen-Geiger climate classification" (PDF). Hydrol. Earth Syst. Sci.,. 25 Februari 2011. http://www.hydrol-earth-syst-sci.net/11/1633/2007/hess-11-1633-2007.pdf. Diakses pada 6 Januari 2011. 
  11. ^ a b "Peta Jawa Barat". Pemerintah Jawabarat. http://www.dissos.jabarprov.go.id/SITUS%20PRBS/modul01/Kabupaten_Tasikmalaya/Kab_Tasikmalaya.htm. Diakses pada 6 Januari 2011. 
  12. ^ "Peta Jawa Barat". Pemerintah Jawa Barat. http://www.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/99. Diakses pada 6 Januari 2011. 

[sunting] Lihat pula

[sunting] Pranala luar

Wikitravel   Lihat panduan wisata Kabupaten Tasikmalaya di Wikitravel
Peralatan pribadi
Ruang nama
Varian
Tindakan

Followers